eNJopSeP95EurF8nP4maaDDtU5CiGrMY7GG6i4SK

Mendikdasmen Abdul Mu’ti Ungkap Program Prioritas Pendidikan Siapkan Generasi Emas 2045

Jakarta, 1 Oktober 2025 — Suasana Auditorium Gadjah Mada, Lemhannas RI, tampak hangat ketika Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, berdiri menyampaikan kuliah umum pada 29 September lalu. Di hadapan 253 peserta Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan XXVI Tahun 2025, ia berbicara bukan hanya sebagai pejabat, tetapi sebagai seorang pendidik yang membawa mimpi besar: lahirnya generasi emas 2045.

Dengan suara mantap, Abdul Mu’ti menegaskan, “Empat modal ini harus diperkuat dengan rasa percaya diri agar Indonesia tidak hanya optimis, tetapi juga siap menghadapi tantangan global.” Modal yang ia maksud adalah kekayaan alam, bonus demografi, kohesi sosial-politik dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, serta spiritualitas bangsa yang menjadi sandaran dalam menghadapi krisis.

Namun, di balik keyakinan itu, ia tidak menutup mata pada kenyataan. Ia menyebut ada tiga tantangan besar dunia pendidikan: pemerataan akses, kesenjangan mutu, dan pembentukan karakter generasi muda. Dari keterbatasan sekolah di daerah 3T, hingga fenomena “strawberry generation” yang mudah rapuh di tengah tekanan, tantangan ini menurutnya mendesak untuk segera dijawab.

Karena itu, Kemendikdasmen menyiapkan serangkaian program prioritas. Dari perbaikan infrastruktur sekolah, penyediaan laptop dan Interactive Flat Panel (IFP), hingga pelatihan guru dalam coding, deep learning, dan kecerdasan buatan. Di titik inilah, Abdul Mu’ti mengingatkan peran penting pendidik: “Secanggih apapun teknologi, guru tetaplah agen peradaban. Karena itu, kualitas guru harus menjadi prioritas.”

Ia juga menyampaikan bagaimana pendidikan karakter dijalankan lewat program nyata, seperti Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Gerakan Pagi Ceria, kewajiban pramuka, hingga dukungan terhadap program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG). Semua itu, menurutnya, bukan sekadar rutinitas, tetapi pondasi untuk membangun generasi yang sehat, disiplin, dan berdaya juang tinggi.

Abdul Mu’ti menutup pesannya dengan sebuah penegasan, “Pendidikan bukan hanya soal transfer pengetahuan, tetapi juga pembangunan peradaban. Karena itu, kolaborasi semesta menjadi kunci agar generasi emas 2045 benar-benar lahir dan mampu membawa Indonesia menuju bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.”

Di antara peserta yang hadir, dari unsur TNI, Polri, akademisi, hingga tokoh masyarakat, tersirat kesadaran bahwa masa depan Indonesia memang bukan tanggung jawab pemerintah semata. Semangat kolaborasi itulah yang diharapkan bisa menjadi jalan bagi lahirnya generasi emas 2045, generasi yang akan menuliskan babak baru sejarah bangsa.

Sumber berita: Internal Portal Kemdikbud.

Posting Komentar